Beranda / Operasi Manajemen Rumah Sakit / RSCM Mantapkan Posisi sebagai Pusat Rujukan Nasional Penanganan Kanker Multidisiplin

RSCM Mantapkan Posisi sebagai Pusat Rujukan Nasional Penanganan Kanker Multidisiplin

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali menegaskan posisinya sebagai pusat rujukan nasional dalam penanganan kanker dengan pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Komitmen tersebut disampaikan dalam sarasehan bertajuk “Toward 2040: Breast Cancer Elimination through Early Detection and Comprehensive Care” yang digelar di Aula RSCM, Jumat (17/10).

Acara ini mempertemukan para ahli kanker dari berbagai bidang untuk membahas strategi eliminasi kanker payudara di Indonesia menjelang tahun 2040. Fokus utama RSCM adalah memperkuat kerja sama lintas disiplin agar pasien mendapatkan layanan medis yang terintegrasi dan manusiawi.

Prof. Dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad(K), Onkolog Senior dari Departemen Radioterapi RSCM, menegaskan bahwa kekuatan utama RSCM terletak pada sinergi para spesialis di berbagai bidang.

“RSCM memiliki 22 spesialis yang bekerja secara multidisiplin dalam menangani pasien kanker. Pendekatan ini memastikan setiap pasien mendapat penanganan sesuai kondisi medisnya, mulai dari aspek bedah, radioterapi, onkologi medik, hingga dukungan psikologis,” jelas Prof. Soehartati.
“Kami tidak hanya berfokus pada penyakitnya, tetapi juga pada manusia di balik penyakit itu.”

Teknologi modern seperti PET Scan menjadi bagian integral dari sistem pelayanan RSCM untuk mendukung diagnosis yang lebih akurat dan menentukan strategi terapi yang tepat. Namun, menurut Prof. Soehartati, kemajuan teknologi hanyalah salah satu unsur dari keberhasilan pengobatan kanker — unsur terpenting tetap pada koordinasi dan empati lintas disiplin.

Sementara itu, dr. Nadia Tarmizi, M.Epid, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, menyampaikan apresiasinya atas peran RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional yang tak hanya unggul secara medis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

“RSCM telah menyiapkan skema bantuan pembiayaan bagi pasien yang belum memiliki BPJS namun menghadapi keterbatasan ekonomi. Ini memastikan tak ada pasien kanker yang tertunda perawatannya karena alasan biaya,” ujar dr. Nadia.

Dalam forum tersebut, para pembicara juga menekankan pentingnya deteksi dini dan edukasi masyarakat untuk menekan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia. Upaya ini diharapkan menjadi langkah strategis menuju target nasional eliminasi kanker payudara pada tahun 2040.

Dengan sinergi 22 disiplin ilmu, dukungan teknologi mutakhir, dan komitmen terhadap akses layanan bagi semua kalangan, RSCM memperkuat dirinya sebagai pusat harapan dan pemulihan bagi para penyintas kanker di Indonesia.ang nyata.

Redaksi Medis360.ID