Beranda / Perawatan Tubuh / Waspadai Lipstik Pemicu Kanker: Cantik Tak Harus Berisiko

Waspadai Lipstik Pemicu Kanker: Cantik Tak Harus Berisiko

woman putting liquid lipstick on her lips while looking at vehicle's mirror during daytime

Lipstik bagi wanita muda Indonesia bukan sekadar kosmetik — ia simbol kepercayaan diri, gaya hidup, bahkan ekspresi diri di media sosial. Namun, di balik warna-warna memikat yang kerap jadi “senjata harian” ini, tersimpan ancaman kesehatan yang sering diabaikan: zat karsinogenik penyebab kanker.

  1. Pewarna Sintetis Berbahaya

Sejumlah lipstik murah di pasaran masih menggunakan pewarna sintetis terlarang seperti:

Jingga K1 – dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, kerusakan hati, dan meningkatkan risiko kanker.

Merah K3 – bersifat karsinogenik dan berpotensi menyebabkan gangguan fungsi hati.

Merah K10 (Rhodamine B) – dikenal sebagai pewarna tekstil, namun masih ditemukan dalam beberapa lipstik palsu atau tidak berizin; pemakaian jangka panjangnya bisa menyebabkan kanker.

Produk seperti Hengfang Lipstick dan Pudaier Lip Gloss pernah tercatat mengandung bahan-bahan berbahaya ini dalam hasil uji laboratorium di beberapa negara.

  1. Logam Berat dalam Lipstik

Paparan logam berat menjadi ancaman nyata karena bahan ini dapat terserap melalui kulit atau tanpa sengaja tertelan saat lipstik digunakan.
Beberapa logam yang patut diwaspadai antara lain:

  • Timbal (Lead): ditemukan pada sekitar 75% produk lipstik global; bersifat neurotoksik dan karsinogenik.
  • Kadmium: berpotensi menyebabkan kanker paru dan kerusakan jaringan paru.
  • Kromium: dapat memicu tumor lambung dan kanker paru.

Paparan rutin logam berat dari lipstik dapat menumpuk di dalam tubuh, terutama bila digunakan setiap hari tanpa jeda.

  1. Bahan Pengganggu Hormon

Tak kalah berbahaya, beberapa bahan tambahan lipstik bisa mengacaukan keseimbangan hormon:

Paraben: pengawet yang meniru kerja hormon estrogen; dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor dan kanker payudara.

Phthalates: sering digunakan untuk membuat tekstur lipstik lebih lembut, tetapi dapat memengaruhi sistem endokrin dan meningkatkan risiko kanker payudara.

Merkuri: meski lebih sering ditemukan pada krim pemutih, beberapa lipstik palsu juga dilaporkan mengandung merkuri dalam kadar berbahaya.

  1. Dampak Jangka Panjang

Kombinasi zat berbahaya dalam lipstik dapat memicu berbagai penyakit serius seperti kanker hati, kanker paru, dan kanker payudara.
Selain itu, paparan kronis dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan hormonal, hingga kerusakan jaringan tubuh.

Masalahnya, banyak wanita muda Indonesia masih belum sadar bahwa kosmetik yang murah dan tidak terdaftar BPOM bisa menjadi sumber paparan karsinogen harian.

  1. Panduan Memilih Lipstik Aman

Agar tetap tampil menawan tanpa mengorbankan kesehatan, berikut panduan sederhana:

  1. Cek label BPOM. Pastikan nomor izin edar tercantum dan sesuai dengan data di situs resmi BPOM.
  2. Hindari pewarna sintetis berbahaya seperti Jingga K1, Merah K3, dan Merah K10.
  3. Perhatikan komposisi. Hindari produk dengan kandungan paraben, phthalates, atau lead.
  4. Pilih merek transparan. Gunakan produk dari merek yang jujur mencantumkan bahan baku dan telah melalui uji keamanan.
  5. Gunakan secara bijak. Batasi penggunaan lipstik tebal atau berlapis-lapis setiap hari untuk mengurangi paparan bahan kimia.
  6. Ikuti update BPOM. Rutin memantau daftar kosmetik berbahaya yang dirilis pemerintah.
  7. Cantik Sehat Adalah Pilihan

Di era ketika gaya hidup cepat dan tren kecantikan bergulir di media sosial, banyak wanita muda terjebak pada “kepraktisan dan harga murah.” Padahal, cantik tidak seharusnya mengorbankan kesehatan.

Kesadaran memilih produk aman — sama pentingnya dengan menjaga pola makan atau rutin berolahraga.
Mulailah dari hal kecil: periksa label lipstikmu hari ini.

Kesehatan bukan sekadar urusan tubuh, tapi juga keputusan harian — termasuk warna lipstik yang kita pilih.

Redaksi Medis360.ID