Beranda / Terapi Sehat / Cokelat: Manis di Lidah, Sehat di Tubuh Jika Dikonsumsi dengan Bijak

Cokelat: Manis di Lidah, Sehat di Tubuh Jika Dikonsumsi dengan Bijak

a box of assorted chocolates sitting on a table

Di balik rasa manis dan lembutnya, cokelat — terutama yang kaya kakao — menyimpan cerita ilmiah yang membuatnya layak disebut ‘superfood’ dalam jumlah yang tepat.

1. Sahabat Jantung yang Tersembunyi

Dark chocolate mengandung flavanol, antioksidan alami dari biji kakao yang membantu:

  • Melancarkan aliran darah dan melebarkan pembuluh (vasodilatasi).
  • Menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan produksi nitric oxide.
  • Mencegah penggumpalan darah (antiplatelet).

Meta-analisis berbagai studi menemukan konsumsi dark chocolate moderat dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 37% dan stroke sekitar 29%.

2. Bahan Bakar Otak & Pengangkat Mood

Kombinasi flavanol, theobromine, dan phenylethylamine dalam cokelat bekerja sebagai:

  • Peningkat fokus dan daya ingat.
  • Pemicu produksi hormon “bahagia” seperti serotonin dan endorfin.
  • Pengurang stres dengan menurunkan kadar kortisol.

Penelitian juga menunjukkan cokelat dapat mendukung kesehatan mikrobioma usus, yang berperan besar dalam stabilitas mood.

3. Potensi Pencegahan Diabetes Tipe 2

Studi yang dipublikasikan di BMJ menemukan: konsumsi ≥5 porsi dark chocolate per minggu terkait dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 hingga 21%. Kuncinya terletak pada epicatechin, yang meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu pengaturan gula darah.

4. Memperbaiki Profil Lemak Darah

Konsumsi kakao dengan kadar tinggi terbukti:

  • Meningkatkan kadar HDL (“kolesterol baik”).
  • Mengurangi resistensi insulin.
  • Memperbaiki elastisitas pembuluh darah.

5. Menurunkan Risiko Hipertensi

Penelitian genetik 2024 menunjukkan kebiasaan mengonsumsi dark chocolate terkait dengan penurunan risiko hipertensi esensial dan penggumpalan darah vena (venous thromboembolism).

Catatan Waspada

  • Tidak semua cokelat membawa manfaat yang sama.
  • Cokelat susu: umumnya tinggi gula dan lemak, rendah kakao — manfaat kesehatannya minim.
  • Kalori tinggi: konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Kontaminan logam berat: pilih merek terpercaya untuk meminimalkan risiko cadmium atau timbal pada dark chocolate.

Panduan Konsumsi Sehat

  • Pilih dark chocolate dengan kandungan kakao ≥70%.
  • Batasi konsumsi 20–30 gram beberapa kali per minggu.
  • Nikmati di pagi atau siang untuk menghindari gangguan tidur akibat kafein dan theobromine.
  • Hindari tambahan gula, krim, atau isian manis berlebihan.

Cokelat bukan sekadar camilan penghibur hati. Dalam bentuk yang tepat dan porsi moderat, ia mampu menjadi bagian dari pola makan sehat yang mendukung jantung, otak, metabolisme, dan keseimbangan gula darah.
Namun, seperti kata pepatah medis: “Dosis menentukan manfaatnya.”

Dark chocolate berkualitas tinggi adalah teman, tapi hanya jika kita tahu kapan harus berhenti.

Redaksi Medis360.ID