Gen Z tidak kebal terhadap penyakit kronis—bahkan mereka menjadi “pasien dini” dalam epidemi NCD baru di Indonesia.
Tren Klinis: CKD dan Stroke Meningkat pada Usia Muda
Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa pada kelompok usia 15–34 tahun, prevalensi:
- Gagal ginjal: sekitar 0,36%
- Stroke: sekitar 0,36% juga
- Komorbid lain seperti hipertensi (2,86%), diabetes (0,27%) juga mulai muncul di usia muda.
Sementara itu, studi multisentris di Jakarta (2023) menemukan bahwa dua penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir (CKD) adalah:
- Diabetes (~27%)
- Hipertensi (~11,5%)
- Faktor gaya hidup modern—termasuk diet tinggi garam, obesitas, dan konsumsi minim air—menjadi pemicu utama .

Faktor Gaya Hidup Gen Z Indonesia
Penelitian khusus (210 responden usia 18–42 di Jakarta) menemukan bahwa:
Lifestyle modern Gen Z, seperti konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan minuman suplemen gym, lebih dominan memengaruhi perilaku makan sehat ketimbang kesadaran kesehatan .
Berdasarkan studi global terbaru, trend konsumsi shakes berprotein tinggi, diet fad, dan hidrasi buruk dikaitkan dengan peningkatan kasus batu ginjal pada dewasa muda di luar negeri—ilmiah ini memberikan gambaran mekanistik yang juga relevan di Indonesia .
- Metabolik: Jembatan Penyakit Ginjal dan Stroke
- Menurut Global Burden of Disease Study (2021):
- Sekitar 45,4% stroke pada dewasa muda global disebabkan oleh risiko metabolik:
- Tekanan darah tinggi (≈35%)
- Kolesterol LDL tinggi (~9%)
- Obesitas (BMI tinggi) (~7%)
- Disfungsi ginjal (CKD) (~5,5%)
- Glukosa puasa tinggi (pre-diabetes/diabetes) (~2,4%) .
Indonesia menduduki peringkat tertinggi Asia Tenggara dalam stroke terkait risiko metabolik dengan ASDR tertinggi di kawasan .
Penyebab Utama pada Generasi Muda Indonesia
- Obesitas & diet tinggi garam-gula
Prevalensi obesitas meningkat signifikan sejak urbanisasi (Indonesia masuk Top 10 dunia) .
Pola makan tinggi sodium (hingga 39% konsumsi berlebih) meningkatkan risiko hipertensi dan CKD .
- Dehidrasi & pola konsumsi suplemen tak terkontrol
Gen Z menggunakan suplemen dan high‑protein shakes tanpa pengawasan medis → risiko batu ginjal meningkat.
- Kurang aktivitas fisik & stres mental
Kurangnya olahraga dan tekanan psikososial memperparah kondisi gizi dan metabolik → meningkatkan risiko stroke dan CKD.
- Hipersensitivitas terhadap pola makan instan
Konsumsi tinggi makanan olahan, fast food, dan junk food mengurangi kualitas diet dan menekan asupan mikronutrien penting untuk vaskular dan ginjal.

Redaksi Medis360.ID









