Beranda / Fakta Teknologi Kesehatan / Tujuh Teknologi Medis Minim Efek Samping yang Kini Tersedia di Indonesia

Tujuh Teknologi Medis Minim Efek Samping yang Kini Tersedia di Indonesia

Panduan bagi pasien yang ingin pulih lebih cepat, dengan risiko lebih kecil

Di tengah kemajuan dunia kedokteran, teknologi pengobatan kini bergerak menuju arah yang sama: lebih presisi, lebih cepat pulih, dan lebih sedikit efek samping. Bagi pasien, ini berarti harapan baru—tidak hanya sembuh, tapi juga kembali beraktivitas tanpa trauma pasca perawatan yang panjang.

Berikut tujuh teknologi medis yang sudah dipakai di berbagai rumah sakit di Indonesia, beserta manfaat dan aksesnya.

Bedah Robotik (da Vinci Surgical System)

Bayangkan operasi dengan sayatan kecil, minim perdarahan, dan dokter bedah dibantu robot berpresisi tinggi.
Teknologi ini sudah digunakan di RSU Bunda Jakarta dan Siloam Hospitals TB Simatupang. Banyak dipakai untuk operasi prostat, ginekologi, dan bedah umum. Kelebihannya: luka operasi lebih kecil, pemulihan lebih cepat. Catatan: biayanya relatif tinggi, bisa mencapai dua kali lipat operasi konvensional.

Gamma Knife – Bedah Otak Tanpa Sayatan

Untuk pasien tumor atau kelainan otak, Gamma Knife adalah terobosan: memfokuskan sinar radiasi tepat ke sasaran, tanpa membuka tengkorak. Layanan ini tersedia di Siloam Lippo Village (Tangerang) dan RSCM Jakarta.
Prosedur ini biasanya selesai dalam satu hari, dan pasien bisa pulang tanpa rawat inap lama. Kisaran biaya: mulai Rp100–250 juta, tergantung kompleksitas kasus.

Radioterapi Presisi (SBRT/SRT)

Teknik ini digunakan untuk kanker paru, hati, prostat, dan tulang. Bedanya dengan radioterapi konvensional, dosis radiasi tinggi diberikan tepat sasaran dalam waktu singkat. Di Indonesia, layanan ini sudah tersedia di Icon Cancer Centre dan RS Kanker Dharmais. Kelebihan: lebih sedikit sesi, efek ke jaringan sehat jauh berkurang.

Uterine Artery Embolization (UAE)

Alternatif bagi wanita dengan miom atau adenomiosis yang ingin menghindari operasi besar. Dokter memblokir aliran darah ke miom sehingga ukurannya mengecil. Prosedur ini dilakukan oleh dokter radiologi intervensi di RS Royal Progress Jakarta. Keunggulannya: tanpa sayatan besar, masa pemulihan cepat, dan rahim tetap terjaga.

High-Intensity Focused Ultrasound (HIFU)

Dengan gelombang suara berenergi tinggi, HIFU menghancurkan jaringan target (misalnya miom) tanpa operasi. Salah satu pusat HIFU ada di RS Abdi Waluyo Jakarta. Pasien umumnya pulang di hari yang sama, dengan rasa nyeri minimal.

Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)

Bagi penderita depresi yang tak membaik dengan obat, TMS menjadi harapan baru. Teknologi ini merangsang otak dengan medan magnet, tanpa operasi atau obat tambahan. Layanan ini tersedia di Mayapada Hospital Kuningan, RS Pondok Indah, dan Mandaya Royal Hospital Puri. Biaya di Mandaya mulai Rp1,5 juta per sesi, atau Rp12,5 juta untuk paket 10 sesi.

Proton Therapy (Luar Negeri)

Meski belum tersedia luas di Indonesia, terapi proton menjadi pilihan pasien yang ingin radiasi super-presisi, terutama anak-anak atau tumor di area sensitif. Paling dekat, pasien Indonesia biasanya dirujuk ke National Cancer Centre Singapore. Beberapa rumah sakit di Jakarta tengah mempersiapkan instalasinya.

Pesan untuk Calon Pasien

Teknologi canggih tidak selalu berarti pilihan terbaik untuk semua orang. Setiap prosedur punya indikasi, risiko, dan biaya yang berbeda. Konsultasi dengan dokter spesialis adalah langkah pertama yang wajib dilakukan.

Bagi pasien yang mempertimbangkan teknologi ini, penting untuk:

  • Memastikan rumah sakit memiliki fasilitas dan tenaga ahli berpengalaman.
  • Menanyakan estimasi biaya secara transparan.
  • Memahami prosedur, manfaat, dan risiko yang mungkin terjadi.

Dengan informasi yang tepat, pasien dapat mengambil keputusan medis yang bukan hanya menyelamatkan hidup, tapi juga menjaga kualitasnya.harus berhenti.

Redaksi Medis360.ID